Gejala mendukung kekafiran dan berani menjamin keimanan tidak luntur
(Khutbah Jum’at)
Kamis, 24 Jumadil Akhir 1435 H / 27 Desember 2012 16:02 wib
Oleh Hartono Ahmad Jaiz
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ
وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا
رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ
تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ
اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ
الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ
مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ
ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Jama’ah Jum’ah
rahimakumullah, marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala yang telah berkenan memberikan berbagai keni’matan bahkan
hidayah kepada kita.
Shalawat dan salam
semoga Allah tetapkan untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik
sampai akhir zaman.
Jama’ah Jum’ah
rahimakumullah, mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan
sebenar-benar taqwa, menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita,
dan menjauhi larangan-laranganNya.
Jama’ah Jum’ah
rahimakumullah, dalam kesempatan yang mulia ini akan kami kemukakan
tentang adanya gejala mendukung kekafiran dan menjamin tidak lunturnya iman.
Gejala itu tentu saja
menyedihkan bagi kaum Muslimin yang ingin menjaga dirinya dan keluarganya
dari api neraka akibat terpengaruh oleh pengaruh jahat keadaan yang
memprihatinkan. Untuk itu, mari kita simak ayat-ayat ini.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لَنْ
يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا يُرِيدُ اللَّهُ أَلَّا يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا فِي
الْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ . آل عمران : 176
176. Janganlah
kamu disedihkan oleh orang-orang yang segera menjadi kafir[252 yakni
orang-orang kafir Mekah atau orang-orang munafik yang selalu merongrong agama
Islam.]; Sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat memberi
mudharat kepada Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu
bahagian (dari pahala) kepada mereka di hari akhirat, dan bagi
mereka azab yang besar.
Imam Ibnul Jauzi dalam
kitab Zaadul Masiir fii ‘ilmit Tafsiir menjelaskan, (الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ ) orang-orang yang
segera menjadi kafir ada empat pendapat:
1. Al-munafiqun (orang-orang munafiq) dan pemimpin-pemimpin Yahudi, kata Ibnu
‘Abbas.
2. Al-Munafiqun, kata Mujahid.
3. Kuffar (orang-orang kafir) Quraisy, kata Ad-Dhahhak.
4. Kaum yang murtad dari Islam, disebutkan oleh Al-Mawardi.
Dan dikatakan,
arti segeranya mereka menjadi kafir itu adalah
terang-terangannya mereka terhadap orang kafir dan dukungan mereka
kepada kafirin. Bila ditanyakan: bagaimana (bisa) segeranya mereka ke
dalam kekufuran itu jangan sampai menjadikan sedih? Maka jawabannya adalah,
jangan menjadikan kamu sedih perbuatan mereka , karena kamu ditolong
(dimenangkan) terhadap mereka . (lihat Zaadul Masiir fii ‘ilmit
Tafsiir dalam ayat menjelaskan ayat 176 Surat Ali ‘Imran).
orang-orang yang segera
menjadi kafir dari orang Yahudi, Quraisy, munafiq maupun murtad itu Allah sebut إِنَّهُمْ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا Sesungguhnya
mereka tidak sekali-kali dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun.
Menurut Imam ‘Atha’,
mereka tidak akan memberi mudharat sedikitpun kepada wali-wali Allah,
yaitu orang-orang yang beriman lagi taqwa.
Jama’ah Jum’at
rahimakumullah, segeranya mereka menjadi kafir atau
terang-terangannya mereka terhadap orang kafir dan dukungan mereka
kepada kafirin; yang kini jelas terlihat di depan kita, ternyata bukan baru
sekarang terjadi. Namun sudah terjadi di zaman Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, tatkala perang Uhud. Sehingga Allah Ta’ala memberi hiburan
sekaligus jaminan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabatnya agar
tidak bersedih, risau, gundah gulana.
Apabila sekarang di
depan kita tidak sedikit orang-orang yang mengaku Islam namun sebegitu
terang-terangannya dalam membela kekafiran, kemusyrikan dan kemaksiatan dengan
aneka ucapan yang menyakitkan Ummat Islam, maka hendaknya kita kembali
merenungi ayat ini, dan memohon kepada Allah Ta’ala agar kita dijadikan
orang-orang yang beriman dan bertaqwa, sehingga ucapan dan tingkah polah
mereka yang sangat jelas mendukung kekafiran itu tidak memberi mudharat
kepada ummat Islam.
إِنَّ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْكُفْرَ بِالْإِيمَانِ
لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang
yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat
memberi mudharat kepada Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang
pedih.(Qs Ali ‘Imran: 177).
Pada ayat ini, menurut
Tafsir Departemen Agama 1985/ 1986, setelah Allah Subhanahu wa
Ta’ala membukakan kedok orang-orang yang membantu dan memihak kepada
orang-orang kafir yang menentang kaum muslimin, dan menegaskan bahwa
mereka pada hakekatnya menentang dan memerangi Allah, maka pada ayat ini
Allah menjelaskan bahwa hal itu (yaitu balasan atas pembelaan terhadap
kekafiran hingga Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu bahagian
(dari pahala) kepada mereka di hari akhirat, dan bagi mereka azab
yang besar) itu juga berlaku bagi setiap orang yang lebih mengutamakan
kekafiran daripada keimanan. Mereka tidak dapat memberi mudharat kepada
Allah sedikitpun, dan bagi mereka adzab yang pedih. (juz 4, penjelasan
ayat 177 Surat Ali ‘Imran).
Selanjutnya Allah Ta’ala
berfirman:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي
لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا
وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
178. dan janganlah
sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada
mereka [253 dengan memperpanjang umur mereka dan membiarkan mereka
berbuat dosa sesuka hatinya.] adalah lebih baik bagi mereka .
Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya
bertambah-tambah dosa mereka ; dan bagi mereka azab yang menghinakan. (QS
Ali ‘Imron/3: 178).
Ibnu Abbas berkata, ayat
ini turun mengenai orang-orang Yahudi, Nasrani, dan munafiqin. (lihat Zadul
Masir keterangan ayat 178 Surat Ali ‘Imran).
Azab yang menghinakan
itu diancamkan kepada mereka , sedang mereka diberi tangguh namun justru
bertambah-tambah dosa. Tafsir Departemen Agama memberi penjelasan: Kecuali bila
mereka menambah amal salehnya yang akan mensucikan dan membersihkan
mereka dari hal-hal yang keji dan sifat-sifat yang jelek.. hal-hal
seperti itulah yang akan bermanfaat bagi mereka dan bagi manusia lainnya.
Tetapi kenyataannya, mereka tetap saja berbuat maksiat dan dosa. Dengan
demikian mereka membinasakan diri sendiri, sehingga mereka mendapat
azab siksa yang menghinakan. (lihat penjelasan ayat 178 Surat Ali Imran).
Firman Allah
selanjutnya: مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا
أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَمَا كَانَ اللَّهُ
لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ
يَشَاءُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ
أَجْرٌ عَظِيمٌ
179. Allah sekali-kali
tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam Keadaan kamu sekarang ini[254 Keadaan kaum muslimin bercampur baur dengan kaum munafikin.], sehingga
Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). dan Allah
sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan
tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya[255
Di antara rasul-rasul, Nabi Muhammad s.a.w. dipilih oleh Allah dengan memberi
keistimewaan kepada beliau berupa pengetahuan untuk menanggapi isi hati
manusia, sehingga beliau dapat menentukan siapa di antara mereka yang
betul-betul beriman dan siapa pula yang munafik atau kafir.]. karena
itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika kamu beriman dan
bertakwa, Maka bagimu pahala yang besar. (QS Ali ‘Imron/3:179).
Salah satu sunnatullah
kepada hamba-Nya yang tak dapat dirobah-robah ialah bahwa Allah Ta’ala tidak
akan membiarkan orang-orang mukmin tetap di dalam kesulitan sebagaimana halnya
pada peperangan Uhud. Allah akan memisahkan orang-orang mukmin dari orang-orang
munafik dan akan memperbaiki keadaan orang mukmin dan memperkuat iman mereka .
Di dalam keadaan sulit dan susah, dapat dinilai dan dibedakan orang-orang yang
kuat imannya dengan orang-orang yang lemah imannya.
Kaum muslimin diuji
sampai di mana iman dan kesungguhan mereka menghadapi kaum kafir.
Setelah kaum muslimin
mengalami kesulitan dalam peperangan Uhud karena dipukul mundur oleh musuh, dan
mereka hampir-hampir patah semangat, dikala itulah diketahui bahwa di
antara kaum muslimin ada orang-orang munafik yang menyeleweng, berpihak kepada
musuh. Orang-orang yang lemah imannya mengalami kebingungan. Berlainan halnya
dengan orang-orang yang kuat imannya, kesulitan yang dihadapinya itu, mendorong
mereka untuk menambah kekuatan iman dan semangat mereka . (lihat Tafsir
Depag RI ayat 179 Surat Ali Imran, terbitan 1985/1986).
فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ
أَجْرٌ عَظِيمٌ
karena itu berimanlah
kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka
bagimu pahala yang besar.
Imam At-Thabari dalam
tafsirnya meriwayatkan dari Ibnu Ishaq, ayat ini artinya, jika kamu sekalian
kembali dan bertaubat maka bagi kamu sekalian pahala yang besar. (Tafsir
At-Thabari juz 7 halaman 428).
Jamaah Jum’ah rahimakumullah.
Bagaimanapun, yang akan mendapatkan pahala besar dari Allah Ta’ala adalah
orang-orang yang beriman lagi bertaqwa, yang kembali kepada keimanan yang benar
dan bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat.
Keadaan yang dapat
dilihat, ada gejala semakin berganti tahun semakin ada saja orang-orang yang
makin menampakkan diri untuk bersigera dan sigap untuk mendukung, membela dan
pro kepada kekafiran. Tidak segan-segan mereka bertandang dan berucap,
berbuat dan berkata yang justru menampakkan pembelaannya kepada kekafiran.
Namun semua itu bukan merugikan wali-wali Allah yaitu orang-orang yang beriman
dan bertaqwa, tetapi hanya merugikan bagi diri mereka sendiri.
Semoga kita dijauhkan
dari sikap dan sifat yang membela kekafiran yang jelas menghancurkan keimanan,
walau semakin menggejala di aneka tempat dan disebar-sebarkan oleh media massa
yang tidak suka kepada Islam. Dan semoga jaminan Allah Ta’ala bahwa
mereka itu tidak memberi bahaya kepada Allah Ta’ala yang dimaknakan oleh
para ahli tafsir sebagai tidak memberi bahaya kepada wali-wali Allah yakni
orang-orang yang beriman dan bertaqwa, jaminan itu semoga tertuju kepada kita
semua. Sehingga walaupun semakin banyaknya orang-orang terkemuka yang bersigera
dan sigap membela kekufuran dalam aneka momen dan peristiwa, namun tetap tidak
menggoyahkan iman kaum mu’minin yang memegangi Islam dengan gigihnya.
Hanya kepada Allah lah
kami menyembah, dan hanya kepada Allah lah kami minta pertolongan.
Semoga Allah meneguhkan
iman kita. Dan perlu kita ingat pula, untuk mendapatkan jaminan dari Allah
Ta’ala itu perlu kita banyak berdoa agar diteguhkan iman kita.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam selalu memohon kepada
Allah agar hatinya diberi kekuatan untuk tetap teguh di atas agama-Nya.
Anas radhiallahu ‘anhu berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ
يَقُولَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ فَقُلْتُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ
نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا
كَيْفَ يَشَاءُ
Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam seringkali mengucapkan, “Wahai (Dzat) Yang
membolak balikkan hati, kuatkanlah hatiku di atas agamamu.” Aku berkata,
“Wahai Rasulullah, kami telah beriman kepadamu dan apa yang engkau bawa, apakah
engkau mengkhawatirkan kami?” Beliau menjawab, “Iya, sesungguhnya hati itu
berada di antara dua jari-jemari Allah yang Dia bolak-balikkan sesuai dengan
kehendak-Nya.” (HR. At Tirmidzi dan lainnya, Dishahihkan oleh Syaikh
Al AlBani dalam Silsilah Shahihah no.2091.)
Imam at-Tirmidzi juga
meriwayatkan dari Syahr bin Hausyab, dia berkata, "Saya berkata kepada
Ummu Salamah radiyallahu 'anha,
يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ، مَا (كَانَ) أَكْثَرُ
دُعَاءِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ؟ قَالَتْ: كَانَ
أَكْثَرُ دُعَائِهِ: يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ،
ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.
'Wahai Ummu al-Mukminin,
doa apakah yang paling banyak yang pernah diucapkan Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam ketika beliau berada di dekatmu?' Dia menjawab, 'Doa yang
paling banyak yang pernah diucapkannya adalah,
« يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ ».
'Wahai Dzat Yang
Membolak-balik hati, teguhkanlah hatiku pada agamaMu'." (hadits Hasan
Shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, no. 29188 dan 30397; Ahmad
6/294, no. 302, dan 315; at-Tirmidzi, Kitab ad-Da'awat, Bab, 5/538,
no. 3522).
Mari kita banyak berdoa
memohon kepada Allah agar diteguhkan iman kita, dan jangan sampai kita terombang-ambing
oleh perkataan orang yang dusta, yang sampai berani menjamin keimanan orang
lain tidak akan luntur dengan mendukung kekafiran dan semacamnya. Ketidak
khawatiran akan hilangnya iman bahkan berani menjamin keimanan orang lain itu
ternyata jelas-jelas bertentangan dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang mengkhawatirkan keimanan umatnya, hingga Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengajarkan banyak berdoa mohon kepada Allah agar ditetapkan hati
atas agamaNya.
Akhirnya, dalam
kesempatan ini kami mohon kepada Allah Ta’ala:
اللهم أَصْلِحْ شَأْنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاهْدِهِمْ صِرَاطَكَ
الْمُسْتَقِيْمَ، اللهم ارْزُقْهُمْ رِزْقًا مُبَارَكًا طَيِّبًا. اللهم أَصْلِحْ
لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ
فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُنَا
وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ
رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
فَاتَّقُوا الله عِبَادَ ِالله ، وَخُذُوْا بِالْأَسْبَابِ الَّتِيْ تَحْيَى بِهَا الْقُلُوْبُ قَبْلَ أَنْ تَقْسُوَ وَتَمُوْتَ، فَإِنَّ ذلك مَنَاطُ سَعَادَتِكُمْ أَوْ شَقَائِكُمْ.
فَاتَّقُوا الله عِبَادَ ِالله ، وَخُذُوْا بِالْأَسْبَابِ الَّتِيْ تَحْيَى بِهَا الْقُلُوْبُ قَبْلَ أَنْ تَقْسُوَ وَتَمُوْتَ، فَإِنَّ ذلك مَنَاطُ سَعَادَتِكُمْ أَوْ شَقَائِكُمْ.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ
هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرّحِيْمِ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى:
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ
اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ
سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى
رَسُوْلِهِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ
الصَّلاَةَ.



0 comments:
Post a Comment